Sabtu, 06 Juni 2009

Yang Tak Ditebar Takkan Pernah Pudar



Di tingkahan hari-hari kita yang semakin disesaki umbaran pesona fisik,
ada kerinduan yang menelisik.
Kerinduan akan tebaran pesona intelektualitas, kecerdasan emosi dan ruhiy.
Kerinduan akan sadarnya wanita-wanita muslim,
bahwa sejatinya para lelaki mulia mendamba agar mereka menebar pesona surganya,
dan bahwa para lelaki busuk nan bejat menginginkan mereka mengumbar pesona fisik yang fana...

”Allah adalah cahaya langit dan bumi.
Perumpamaan cahayanya adalah ibarat misykat yang di dalam misykat itu ada pelita yang besar.
Pelita itu di dalam kaca dan kaca itu laksana bintang yang bercahaya sekilau mutiara.
Ia dinyalakan dengan minyak dari pohon yang penuh barakah.
Pohon zaitun yang tumbuh bukan di timur dan tidak pula di barat.
Yang minyaknya hampir-hampir menyala meski tiada api menyentuhnya.
Cahaya di atas cahaya!
Allah membimbing kepada cahayaNya siapa yang ia kehendaki.
Allah membuat perumpamaan bagi manusia dan Allah maha mengetahui segala. ”
(An Nur 35)

Tentang pelita dan misykatnya....
Misykat berarti lubang satu sisi di pojok rumah tempat meletakkan pelita sehingga cahayanya optimal menyinari ruangan.
Subhanallah!
Orang Arab jauh lebih tau, bahwa cahaya dari pelita akan optimal menyinari ruangan bukan disaat ia diletakkan di tengah ruangan.
Ia tidak akan memancar terang jika dibiarkan menebar cahaya di tempat paling tinggi di tengah kamar. Ia justru bermanfaat penuh saat dirinya berada di sudut, tersembunyi, dan membatasi tebaran citranya....

4 juni 2009
12.32
Dari Salim A. Fillah yang begitu menginspirasi.
Untuk menjadi muslimah yang lebih baik dan lebih baik lagi...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar